Sabtu, 26 Juli 2008

Memeluk Landak


Terkesan banget dengan cerita berikut ini, mudah-mudahan bisa mengilhami kita semua untuk membentuk generasi yang lebih baik.

Bukan Aku Tak Cinta

Oleh: Michael
Disadur: Tulang Rusuk

Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal.

Cassie menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya jalan raya depan rumah. Belum ada. Cassie masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar lagi. Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si Mbok yang menyuruhnya berulang kali untuk makan duluan tidak digubrisnya. Pukul 18.30.

"Tinnn.. Tiiiinnnnn...!!"

Cassie kecil melompat girang! Mama pulang! Papa pulang! Dilihatnya dua orang yang sangat dicintainya itu masuk ke rumah.

Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu menghempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-wajah yang letih sehabis bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Bagi si kecil Cassie juga yang tentunya belum mengerti banyak. Di otaknya yang kecil, Cassie cuma tahu, ia kangen Mama dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang.

"Mama, mama.. Mama, mama..." Cassie menggerak-gerakkan tangan Mama. Mama diam saja.

Dengan cemas Cassie bertanya, "Mama sakit ya? Mananya yang sakit? Mam, mana yang sakit?"

Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil memejamkan mata.

Cassie makin gencar bertanya, "Mama, mama... mana yang sakit? Cassie ambilin obat ya? Ya? Ya?"

Tiba-tiba...

"Cassie!! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan berisik!" Mama membentak dengan suara tinggi.

Kaget, Cassie mundur perlahan. Matanya menyipit. Kaki kecilnya gemetar. Bingung. Cassie salah apa? Cassie sayang Mama... Cassie salah apa? Takut-takut, Cassie menyingkir ke sudut ruangan. Mengamati Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya. Otak kecil Cassie terus bertanya-tanya: Mama, Cassie salah apa? Mama tidak suka dekat-dekat Cassie? Cassie mengganggu Mama? Cassie tidak boleh sayang Mama?

Berbagai peristiwa sejenis terjadi. Dan otak kecil Cassie merekam semuanya.

Maka tahun-tahun berlalu. Cassie tidak lagi kecil. Cassie bertambah tinggi. Cassie remaja. Cassie mulai beranjak menuju dewasa.

"Tinnn.. Tiiiinnnnn...!!"

Mama pulang. Papa pulang. Cassie menurunkan kaki dari meja. Mematikan TV. Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu. Menghilang dari pandangan.

"Cassie mana?". "Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya."

Malam itu mereka kembali hanya makan berdua. Dalam kesunyian berpikir dengan hati terluka: "Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku? Apa salahku? Apa dosaku? Ah, anak jaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orangtua! Tidak seperti jaman dulu."

Di atas, Cassie mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam. Dari jauh. Dari tempat dimana ia tidak akan terluka.

"Mama, Papa, katakan padaku, bagaimana caranya memeluk seekor landak?"

Sabtu, 05 April 2008

Challenges



Challenges, tantangan, buat saya adalah salah satu mesin pendorong yang harus selalu kita pelihara keberadaannya.

Apakah tantangan itu? Kenapa perlu di pelihara? Bukankah hidup akan lebih mudah jika tanpa tantangan yangmenghadang langkah kita?

Mari kita kaji apakah tantangan itu, buat saya tantangan adalah sebuah arena berlatih dimana saya dapat belajar untuk memecahkan bermacam hal mulai dari hal-hal kecil sampai hal-hal yang bisa bikin kepala mau pecah.

Kenapa hal ini penting? Ibarat seorang petinju pemula begitulah saya memandang perjalanan hidup ini dimana setiap saat jika kita menginginkan peningkatan taraf hidup kita perlu untuk meningkatkan skill of life, skill of survival dan banyak lagi skill-skill lain yang harus kita tingkatkan. Seorang petinju jika ingin menaikkan peringkat (tentu cita-citanya adalah menjadi juara dunia) maka ia harus menantang bertarung petinju peringkat diatasnya. Apakah itu gampang? Tentu tidak!!! Maka ia perlu berlatih secara rutin, tekun dan tidak mengenal lelah.

Demikianlah tantangan suatu saat akan membawa kita menuju cita-cita tertinggi dalam menjalani hidup. Tantangan akan melatih kita untuk menghadapi tingkat berikutnya dalam perjalanan kehidupan kita. Jika kita tidak hadapi tantangan-tantangan ini maka habislah sudah cerita kita dalam perjalanan hidup, terkurung dalam lingkaran rutinitas dan pastinya akan membuat kesempatan meraih cita-cita berlalu begitu saja.

Facing your challenges and keep the faith.......

Jumat, 07 Maret 2008

Unperfect Sunset


Perfect, seperti halnya orang lain, saya sendiri selalu berharap apapun yang dilakukan bisa berhasil dengan sempurna. Namun nyatanya ada saja hal-hal yang menghadang dalam pencarian "perfect". Halangan ini kadang membuat hasil yang kita harapkan menjadi "unperfect", cacat, kurang sempurna. Apa yang bisa kita pelajari dari sebuah "unperfect"?

Setiap orang memiliki pengalaman masing-masing dalam menyikapi "unperfect result". Saya sendiri sedang belajar untuk menyikapi "unperfect result" sebagai sebuah pelajaran, sebagai sebuah jalan panjang yang harus di tekuni sehingga kita bisa memahami sesuatu.

Perfect atau unperfect terserah pada anda untuk mendapatkannya, terserah anda untuk menilainya, buat saya pelajaran dalam mencapainya adalah yang paling penting.